Dorong Produksi Kopi, Kementan Bagikan 200 Ribu Benih Kopi Gratis ke Petani Luwu
By Admin
nusakini.com, Luwu – Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kopi dengan menyediakan benih unggul, bermutu, dan berproduktivitas tinggi pada kegiatan perluasan kawasan tanaman perkebunan di daerah potensial, salah satunya Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Sebanyak 200 ribu batang tanaman kopi arabika varietas sigarar utang diberikan kepada 21 kelompok yang diserahkan oleh Kementan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya pada Jumat (22/11/2024) lalu.
”Benih kopi arabika yang dibagikan merupakan benih unggul berkualitas baik yang telah bersertifikat dan berlabel. Selain itu, untuk mendukung pertumbuhan benih kopi yang diberikan, Kementan juga memberikan secara cuma-cuma 80 ribu ton pupuk organik,” kata Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, dalam keterangannya pada Rabu (4/12/2024).
Heru berharap bahwa bantuan benih dan pupuk dapat dimanfaatkan oleh petani secara baik. Terutama dalam mendukung upaya perluasan kopi arabika serta peningkatan kuantitas dan kualitas kopi di Indonesia. Oleh karena itu, Kementan secara aktif melakukan pendampingan dan pengawalan budi daya kopi.
”Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pemerintah harus hadir dan melayani masyarakat. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus membantu dan mendampingi petani agar mendapatkan hasil yang optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Heru.
Untuk memastikan petani penerima bantuan dapat melakukan budi daya kopi dengan baik, tim teknis BBPPTP Surabaya memberikan pendampingan berupa bimbingan teknis dan pengawalan budi daya.
Melalui bimbingan teknis, petani memperoleh pengetahuan lebih tentang pengaturan jarak tanam untuk jenis kopi arabika, pengaturan lahan dengan pembuatan terasering sesuai dengan topografi lahan petani, pembuatan lubang tanam, pembuatan rorak atau lubang di samping tanaman kopi, pengaturan naungan, penanganan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), pemupukan, dan pemeliharaan tanaman.
“Hasil produksi kopi sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang ditanam. Namun, perawatan yang benar tidak kalah penting, salah satunya adalah pemangkasan rutin setelah tanaman mencapai tinggi 1,5 meter. Tujuannya untuk memudahkan saat panen dan menumbuhkan ranting-ranting yang menghasilkan banyak buah," ungkap Ika Ratmawati, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dari BBPPTP Surabaya.
Pemberian bantuan dan pendampingan mendapatkan respons positif dari petani. Ketua Kelompok Tani Latimojong dari Desa Tibussan, Baharuddin Pasura mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Kementan.
“Bantuan ini kami butuhkan untuk perluasan area tanam kopi di desa kami. Benih kopi varietas sigarar utang sangat cocok tumbuh pada daerah dengan ketinggian di atas 1.000 mdpl. Semoga perluasan kopi arabika dapat berhasil dengan baik," ujarnya. (*)